Sebagai contoh, Syakban yang datang sebelum bulan Ramadhan bisa digenapkan menjadi 30 hari apabila kondisi hilal penentu awal Ramadhan tidak terlihat secara kasat mata. Kamaruddin menjelaskan pada sidang isbat pemerintah memakai metode hisab dan rukyat.

“Rukyat digunakan sebagai konfirmasi terhadap hisab dan kriteria yang digunakan,” tutur Kamaruddin.

Hisab dan rukyat

Hisab dan rukyat menjadi pertimbangan dalam sidang Isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1443 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri 2022.

Sementara itu, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1443 H didasarkan metode hisab dan Rukyat.

Hal itu setelah Petugas Kemenag yang sudah ditempatkan di 99 tempat rukyat di 34 provinsi telah berhasil melihat hilal.

“Dengan berdasarkan hisab dan rukyat, posisi hilal sudah di atas ufuk serta secara mufakat sidang isbat menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah jatuh pada Senin, 2 Mei 2022,” kata Yaqut dalam jumpa pers di Kementerian Agama, Minggu (1/5/2022).

Sementara itu, PBNU menetapkan 1 Syawal 1443 H jatuh pada 2 Mei 2022 berdasarkan digelarnya rukyatul hilal di sejumlah tempat.

Sedangkan Muhammadiyah menetapkan awal Syawal berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal yang berpedoman pada Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.(*)

Sumber: Kompas.com

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp