Blangpidie, Acehglobal — Petani di Gampong Pisang, Kecamatan Setia, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), terpaksa harus membangun irigasi darurat atau ‘Peuneulop’ untuk memenuhi kebutuhan pasokan air ke sawah mereka.
Peuneulop dibangun secara bergotong royong oleh puluhan petani di gampong tersebut, mengingat air yang semestinya bersumber dari irigasi Lhang tidak mampu menjangkau ke sawah petani.
Keuchik Gampong Pisang, Dalwi, menyebutkan bahwa para petani terpaksa melakukan gotong royong berkali-kali untuk membangun kembali ‘peuneulop’ agar air tetap bisa mengalir ke sawah.
“Sejak bulan puasa lalu, sudah tiga kali kami bergotong royong memperbaiki Peuneulop (Irigasi) ini,” kata Dalwi kepada wartawan, Rabu (30/4/2025).
Menurutnya, irigasi Lhang yang dibangun pemerintah tidak mampu menjangkau areal persawahan di Gampong yang ia pimpin, begitu juga ke areal persawahan di gampong Alue Dama, dan sebagian persawahan gampong Kuta Murni.
Kondisi ini memaksa petani membangun bendungan irigasi darurat atau sementara menggunakan karung pasir dan alat seadanya.
“Irigasi Lhang itu tidak sampai ke sawah kami, makanya kami harus gotong royong membangun peuneulop supaya tetap bisa tanam padi,” jelasnya.
Namun, bendungan manual tersebut tak mampu menahan derasnya arus saat debit air sungai meningkat karena hujan, yang menyebabkan kerusakan dan terganggunya pasokan air ke sawah.
“Setiap turun hujan, Peuneulop tersebut selalu rusak. Kalau kami mau turun ke sawah, kami harus memperbaiki Peuneulop itu lagi bersama-sama terlebih dahulu. Kalau tidak, sawah kering, tidak ada air,” ujar Dalwi.
Ia berharap pemerintah kabupaten maupun provinsi segera turun tangan untuk membantu petani mencari solusi agar hasil pertanian tidak terganggu.
“Kami sangat berharap ada perhatian dari pemerintah. Ini menyangkut mata pencaharian masyarakat. Kalau air lancar, hasil panen pun meningkat,” pungkas Dalwi. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan