Iklan - Scroll ke bawah untuk baca artikel
Haba Global

Alasan Pengungsi Rohingya Memilih Aceh sebagai Tujuan

346
×

Alasan Pengungsi Rohingya Memilih Aceh sebagai Tujuan

Sebarkan artikel ini
Kedatangan Pengungsi Rohingya di Aceh. (Foto: AP/Rahmat Mirza).

Hallo Rakan Acehglobalnews.com, apa kabar kalian? Semoga kalian dalam keadaan baik-baik saja. Pada kesempatan ini, mari kita bahas tentang alasan pengungsi Rohingya memilih Aceh sebagai tempat tujuan.

Aceh, provinsi yang terletak di ujung barat Indonesia, telah menjadi tempat perlindungan bagi banyak pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari konflik di negara asal mereka, Myanmar.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Lantas Mengapa mereka memilih Aceh? Mari kita jelajahi alasan di balik pilihan ini. Selamat membaca dan silakan lanjutkan membaca artikel ini.

Sejarah konflik Rohingya di Myanmar

Sejarah konflik Rohingya di Myanmar merupakan peristiwa yang memprihatinkan. Konflik ini bermula dari ketegangan antara kelompok Rohingya, yang merupakan minoritas Muslim, dan pemerintah Myanmar yang didominasi oleh mayoritas Buddha.

Seiring berjalannya waktu, konflik ini semakin memburuk dan melibatkan kekerasan, penindasan, dan pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap orang-orang Rohingya.Sejarah konflik ini dapat ditelusuri kembali ke masa kolonialisme di Myanmar, ketika pemerintah kolonial Inggris memperkenalkan kebijakan yang mempengaruhi demografi dan status kewarganegaraan di wilayah tersebut.

Setelah kemerdekaan Myanmar pada tahun 1948, status kewarganegaraan Rohingya menjadi semakin rumit dan terus dipersengketakan.Pada tahun 1982, pemerintah Myanmar mengeluarkan Undang-Undang Kewarganegaraan yang secara efektif mengakui hanya beberapa kelompok etnis tertentu sebagai warga negara Myanmar, sementara Rohingya dikecualikan dari pengakuan tersebut.

Baca Juga :   Cabor Terbang Layang Aceh Terancam Gagal Ikuti Kejurnas Terbang Layang 2023

Hal ini mengakibatkan penganiayaan, diskriminasi, dan pembatasan hak-hak dasar bagi Rohingya, termasuk hak pendidikan, kesehatan, dan kebebasan beragama.Konflik ini mencapai puncaknya pada tahun 2017, ketika serangan militer Myanmar terhadap kelompok Rohingya menyebabkan ribuan orang tewas dan puluhan ribu lainnya mengungsi ke negara tetangga Bangladesh.

Komunitas internasional mengutuk kekerasan yang terjadi dan menyebutnya sebagai contoh nyata dari kejahatan terhadap kemanusiaan.Hingga saat ini, konflik Rohingya di Myanmar masih berlanjut, dengan ribuan orang Rohingya yang terus mengungsi dan hidup dalam kondisi yang sulit.

Pemulihan dan penyelesaian konflik ini akan memerlukan upaya bersama dari pemerintah Myanmar, komunitas internasional, dan organisasi kemanusiaan untuk menghentikan kekerasan, menghormati hak asasi manusia, dan mencari solusi jangka panjang bagi Rohingya.

Peningkatan jumlah pengungsi Rohingya

Tingkat pengungsi Rohingya terus meningkat seiring dengan konflik yang berkepanjangan di Myanmar. Ribuan orang Rohingya telah melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Bangladesh, dan kondisi di kamp-kamp pengungsi semakin memburuk. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan internasional dan menuntut solusi yang berkelanjutan untuk krisis kemanusiaan ini.

Aceh memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan kepada pengungsi Rohingya. Sebagai provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Myanmar, Aceh telah menjadi tempat perlindungan dan tempat tinggal sementara bagi ribuan pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari konflik dan kekerasan di negara asal mereka.
Pemerintah Aceh, bersama dengan masyarakat setempat, telah memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Rohingya, termasuk makanan, tempat tinggal, dan akses ke layanan kesehatan.

Baca Juga :   MTA : Tak Ada APBA Perubahan di Tahun 2021

Selain itu, Aceh juga telah berperan aktif dalam upaya diplomasi regional untuk mengatasi krisis kemanusiaan ini.
Dalam situasi yang sulit ini, Aceh telah menunjukkan solidaritas dan kepedulian yang besar terhadap pengungsi Rohingya, menjadikannya contoh yang patut diikuti oleh daerah-daerah lain dalam memberikan perlindungan kepada mereka yang membutuhkan.

Kondisi kehidupan pengungsi Rohingya di Aceh

Kondisi kehidupan pengungsi Rohingya di Aceh sangat mengkhawatirkan. Mereka menghadapi tantangan besar dalam mencari tempat tinggal yang layak dan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai. Banyak pengungsi yang tinggal di kamp-kamp sementara dengan fasilitas yang minim.

Mereka juga menghadapi kesulitan dalam mendapatkan mata pencaharian yang layak, sehingga kehidupan mereka sangat terbatas. Selain itu, pengungsi Rohingya juga mengalami diskriminasi dan stigmatisasi dari masyarakat sekitar.

Dalam kondisi yang sulit ini, bantuan internasional dan dukungan dari pemerintah sangat diperlukan untuk meningkatkan kondisi kehidupan pengungsi Rohingya di Aceh.

Baca Juga :   FPMPA Desak BSI Dispensasi bagi Pelaku UMKM di Aceh

Alasan pengungsi Rohingya memilih Aceh sebagai tujuan

Pengungsi Rohingya memilih Aceh sebagai tujuan dengan alasan-alasan yang beragam. Salah satunya adalah keberadaan budaya dan agama yang dapat mereka temukan di sana. Aceh memiliki sejarah yang kaya akan hubungan dengan Islam, dan ini menjadi daya tarik bagi pengungsi Rohingya yang juga menganut agama Islam.
Selain itu, Aceh juga terkenal dengan keramahannya terhadap pengungsi. Penduduk setempat sering kali memberikan bantuan dan dukungan kepada pengungsi Rohingya yang datang. Selain itu, lokasinya yang strategis juga menjadi pertimbangan penting.

Aceh berada di ujung barat Indonesia, dekat dengan negara Myanmar yang merupakan asal pengungsi Rohingya. Hal ini memudahkan mereka dalam perjalanan menuju Aceh. Dengan alasan-alasan ini, Aceh menjadi tujuan yang menarik bagi pengungsi Rohingya yang mencari tempat perlindungan dan kehidupan baru. Meskipun terjadi penolakan dari warga Aceh karena sikap pengungsi rohingya yang dinilai tidak baik dan kurang menghargai warga lokal, namun mereka tetap saja memilih Aceh sebagai tempat tujuan untuk mengungsi.

Sampai jumpa di artikel menarik lainnya dan jangan lupa untuk membagikannya kepada teman-teman, terima kasih. (***)

Artikel ini dikutip dari berbagai sumber.