“Kita tidak boleh menyerah dengan kondisi. Setidaknya pandemi ini memberikan pengalaman kepada kita betapa pentingnya memperkuat sistem pasar dengan memanfaatkan teknologi informasi,” ujar Dyah.
Dyah menuturkan, sebagai penggerak Dekranasda terus bergerak dan hadir sebagai pelita yang terus mengupayakan pengembangan untuk memakmurkan pengrajin. Dengan terus memanfaatkan peluang kerjasama dengan platform sistem perdagangan online agar promosi dan market semakin meluas, sehingga perajin Aceh dapat tampil sebagai Netpreneur, yaitu entrepreneur yang memiliki kompetensi di bidang digital marketing.
Oleh karena itu, Dyah mengungkapkan pada Rakerda tahun 2021, dengan pemilihan tema: “Perajin Bangkit, Perajin Kreatif dan Aceh Maju”. Bermakna sikap optimisme usaha kerajinan Aceh untuk terus berjuang, bangkit dari tekanan pandemi melalui berbagai inovasi yang lebih inovatif.
“Langkah inovasi ini yang akan kita gali lebih dalam, termasuk dengan mempercepat pemanfaatan teknologi informasi sebagaimana yang kami sampaikan tadi. Dengan demikian, hasil kerajinan Aceh tetap dapat eksis dengan menyesuaikan diri pada kondisi yang ada,” kata Dyah.
Turut hadir dalam Rakerda tersebut, Ketua Dekranasda Aceh, Ketua Harian Dekranasda Aceh, Direktur PT. Pegadaian Syariah, Perwakilan Bank Indonesia, Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian, Kepala Dinas Koperasi dan UKM, dan para Ketua Dekranasda Kabupaten dan Kota se-Aceh. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp