Zink juga memperlancar efek vitamin D terhadap metabolisme tulang dengan stimulasi sintesis DNA di sel-sel tulang. Oleh sebab itu, zink erat kaitannya dengan metabolisme tulang, sehingga sangat penting dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan (Anindita, 2012). Remaja berisiko mengalami kekurangan zink karena beberapa faktor diantaranya:

(1). fase remaja adalah fase dimana kebutuhan terhadap energi, protein, vitamin dan mineral lebih besar untuk memenuhi tahapan pertumbuhan dan perkembangan mereka.

(2). remaja yang stunting cenderung akan menjadi perempuan/ibu dengan perawakan pendek yang akan berpengaruh terhadap system reproduksi mereka dan keturunannya.

(3). Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan pada remaja. Selain itu, remaja merupakan fase dengan pertumbuhan yang sangat cepat. Selama periode remaja, pengendapan mineral mencapai puncaknya yaitu 80-90% (Weaver et al., 2016).

Studi case control yang dilakukan oleh Canny (2017) menunjukkan bahwa ada pengaruh intake protein terhadap kejadian stunting pada remaja SMP, dimana intake protein yang kurang memberikan risiko 6,984 kali pada remaja untuk terkena stunting. Penelitian di India menunjukkan hasil yang sama yaitu asupan protein secara signifikan lebih banyak pada remaja laki-laki dengan kondisi pertumbuhan yang normal dibandingkan asupan protein pada remaja laki-laki yang stunting (Shafiee et al., 2015).

Protein merupakan suatu molekul yang penting yang terdapat di semua sel hidup. Semua enzim, hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya merupaka protein. Selain itu, asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekusor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang essensial untuk kehidupan.

Protein memiliki peran khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu untuk membangun serta memelihara sel-sel serta jaringan tubuh. Selain itu, protein digunakan untuk pertumbuhan dan perbaikan sel – sel. Protein yang cukup akan mampu melakukan fungsinya untuk proses pertumbuhan (Almatsier, 2010). 11 Masalah kekurangan protein telah ditemukan di berbagai negara miskin dan negara berkembang (WHO, 2014a).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp