Bupati Safaruddin Resmikan Rumah Singgah ‘Sigupai Singgah Abdya’ di Banda Aceh

Kamis, 1 Mei 2025 | 14:59

Laporan: Salman | Editor: Fakhrul Razi

Banda Aceh, Acehglobal — Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Safaruddin secara resmi meresmikan rumah singgah “Sigupai Singgah Abdya” yang berlokasi di Jalan Ayah Hamid Nomor 19, Desa Bandar Baru, Lampriet, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Kamis (1/5/2025).

Peresmian rumah singgah ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, seperti Wakil Bupati Abdya Zaman Akli, Ketua DPRK Roni Guswandi, Plt Sekda Rahwadi ST, Asisten III Setdakab, sejumlah Kepala SKPK, Komisioner Baitul Mal hingga Direktur RSUDTP dr Imsuha.

Sejumlah tokoh masyarakat yang tergabung dalam Ikatan Masyarakat Abdya (IKAMABDYA) Banda Aceh juga tampak hadir. Di antaranya Anas Bidin Nyak Syech, mantan Pangdam IM Mayjen (Purn) T. Hafiful Fuddin, Kadis Peternakan Aceh T. Zalsufran, mantan Komisioner KIP Aceh Tgk Akmal Abzal, serta tokoh-tokoh lain seperti Letkol Inf (Purn) Syahrial, Nurdinsyam dan Arman Fauzi.

Anggota DPRA dari Dapil 9 Aceh, T. Hadi Surya, yang menggantikan posisi Safaruddin setelah terpilih kembali sebagai anggota legislatif periode 2024–2029 dari Partai Gerindra, juga turut hadir. Pengurus Himpunan Pelajar Mahasiswa Abdya (Hipelmabdya) Banda Aceh pun ikut membantu dan menyemarakkan acara launching ini.

Dalam sambutannya, Bupati Safaruddin menjelaskan bahwa pemilihan nama “Sigupai Singgah Abdya” merupakan bentuk penghormatan terhadap identitas khas Abdya yang sejak lama dikenal lewat Padi Sigupai.

“Insyaallah kedepan akan ada Sport Center Arena Sigupai, sudah ada Legend Sigupai. Semuanya nama Sigupai, sebagai bentuk kita menghormati ciri khas Abdya berbeda dengan kabupaten lainnya di Aceh,” ujarnya.

Ia menambahkan, kehadiran rumah singgah ini di Banda Aceh diharapkan bisa meringankan beban keluarga kurang mampu yang mendampingi pasien rujukan dari RSUDTP Abdya ke rumah sakit di Banda Aceh.

Menurut Safaruddin, banyak keluarga pasien yang terkendala secara ekonomi untuk mencari tempat tinggal selama proses pengobatan di Banda Aceh. Rumah singgah ini diharapkan bisa menjadi solusi alternatif sementara bagi mereka.