Pernak-pernik sejarah memanglah apik, unik dan menarik dalam mengulas perjalan generasi Fir’aun masa kini sebagai salah satu paket oligarki politik paling berbahaya.

Melihat aspek kemunduran demokrasi dan semakin berkurangnya kesejahteraan masyarakat merupakan bentuk hadirnya bayang-bayang Oligarki dalam tubuh pemerintahan demokrasi. Oligarki akan semakin dominan ketika aktor-aktor super kaya masuk dalam lingkaran politik mempertahankan dan memperbesar kekayaan.

Oligarki kian mencengkram dan demokrasi kian merosot, kendati demikian rakyat masih saja dipaksa agar percaya dengan berbagai dalil guna menunjukan bahwa penguasa adalah sosok yang baik (Kata mereka : Kami Pro Rakyat), padahal mereka boneka oligarki, yang bukan saja berbahaya bagi sejarah sebuah negara yang subur tapi juga merusak masa kini dan generasi di masa mendatang.

Memang hidup tidaklah mudah, bukan sekedar metaverse sebuah kehidupan baru di dunia digital, tak seperti yang ditawarkan secara virtual oleh medsos, namun pemenuhan paling mendasar dari hirarki kebutuhan manusia yakni soal hajat,fisik dan perut kenyang.

Rakyat jelas mengupat, pada saat rakyat dicekik krisis ekonomi, penguasa sibuk membela dan mendukung seleranya untuk menaikkan harga bahan pokok.

Kini rakyat kebingungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka yang duduk di kursi-kursi penting pemerintahan sibuk menaikkan gaji dan tunjangan dengan bermacam nama dan jenisnya. Pajak dan harga komoditi dipaksa naik melalui aturan atau mekanisme legal.

Seperti cerita liar nestapa minyak goreng, negeri pengekspor minyak sawit terbesar di dunia ini pun terpaksa menjadi pesakitan,emak-emak mengomel bapak-bapak puyeng tujuh keliling sebab resolusi hidup yang sejahtera di 2022 di cekik realitas keras di awal tahun.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News