Iklan - Scroll ke bawah untuk baca artikel
Berita

Warga Gampong Cot Jeurat Blangpidie Butuh Tanggul Pengaman Sungai

247
×

Warga Gampong Cot Jeurat Blangpidie Butuh Tanggul Pengaman Sungai

Sebarkan artikel ini
Warga Gampong Cot Jeurat, Kecamatan Blangpidie, Abdya mengikuti Musrenbang yang bertempat di Masjid Nurul Huda gampong setempat, Sabtu (19/9/2021). FOTO : ACEHGLOBALNEWS.COM/SALMAN.

GLOBAL BLANGPIDIE – Warga Gampong Cot Jeurat, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sangat membutuhkan tanggul pengaman sungai, yaitu berupa pemasangan batu gajah disepanjang daerah aliran sungai (DAS) Krueng Beukah di wilayah gampong tersebut.

Hal itu terungkap dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Gampong Cot Jeurat Tahun Anggaran 2022 yang berlangsung di Masjid Nurul Huda gampong setempat, Sabtu (18/9/2021).

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Kita butuh pemasangan batu gajah, sebab gampong ini tidak pernah dibangun batu gajah oleh pemerintah, padahal nyata-nyata kita lihat sebagian besar kebun warga sudah sangat mengkhawatirkan karena terkikis erosi sungai krueng beukah,” ungkap salah seorang peserta musrenbang, Baharun.

Ia menyebutkan, di gampong tetangga sebelah, pemerintah sudah membangun batu gajah agar air sungai tidak meluap ke pemukiman warga.

Baca Juga :   DPC Gerindra Abdya Rakor Kesiapan Pendaftaran Parpol Peserta Pemilu 2024

“Jika gampong kami tidak dibangun batu gajah, maka aliran air sungai yang tidak menentu ini justru lama-lama akan terus menghantam dan mengerus lahan perkebunan milik masyarakat,” tutur Baharun.

Meskipun pemerintah gampong Cot Jeurat sudah pernah membangun talud beton penahan banjir, akan tetapi menurutnya, bangunan talud itu juga tidak akan bertahan lama. Sebab, arus sungai yang kian mengganas terus mengeruk sisi-sisi tanah pada tebing sungai.

“Buktinya, bangunan talud beton yang dibangun dari dana desa dulu akhirnya juga ambruk ke sungai lantaran terkikis karena erosi,” ujarnya.

Talud beton dana desa yang jatuh ke sungai sekitar lebih kurang sepanjang 150 meter. Padahal, kata Baharun, posisi talud yang dibangun desa itu berjarak 25 meter dari bibir tebing sungai.

Baca Juga :   Kadis Sosial Aceh Lakukan Kunker ke Dinsos Abdya

Melalui Musrenbang, Baharun berharap, permasalahan ini bisa tersampaikan, terutama kepada wakil rakyat di Gedung DPRK Abdya.

Selain itu, ia juga sangat mengharapkan adanya perhatian Pemerintah Kabupaten Abdya melalui dinas atau instansi terkait atas persoalan ini.

“Harapan kami, pemerintah daerah Abdya agar tidak menganak tirikan kami masyarakat gampong Cot Jeurat, dan kami sangat mengharapkan batu gajah bisa dibangun di gampong kami,” pinta Baharun seraya di iyakan oleh puluhan peserta musyawarah lainnya.

Sementara, dalam forum musrenbang tersebut, Pj Keuchik Gampong Cot Jeurat Eri Sofiandi membenarkan, jika erosi tebing sungai krueng beukah telah menggerus areal perkebunan milik warga.

“Sudah semakin parah, sebagian besar kebun warga sudah ambruk kedalam sungai, dan bahkan tanah komplek kuburan umum gampong juga sudah mulai terkikis, serta badan jalan menuju ke kuburan juga sudah habis termakan erosi sungai,” katanya.

Baca Juga :   Polisi Gagalkan Peredaran 179 Kg Sabu Jaringan Internasional di Aceh

Eri mengungkapkan, jika anggaran dana desa tidak mampu menyelesaikan masalah itu, karena membutuhkan anggaran yang sangat besar. Sebagai Keuchik, ia pun juga sangat berharap supaya pemerintah daerah sesegera mungkin mengatasi persoalan ini.

“Jika tidak, maka tanah kebun masyarakat akan terus menerus tergerus erosi sungai, dan bahkan rumah warga gampot Cot Jeurat lama-lama juga bisa terancam ambruk ke dalam sungai,” pungkasnya.

Kegiatan musrenbang gampong tersebut dihadiri oleh Kasie PMG, Nur Atiyah S.Ag, dan sejumlah staf Setcam Kecamatan Blangpidie, Pendamping Lokal Desa (PLD), Tuha Peut, Tuha Lapan, Kader Posyandu dan Posbindu, Guru PAUD, Pengurus BKM Masjid Nurul Huda, Ketua Pemuda, Kader PKK, dan seluruh perangkat gampong, serta perwakilan masyarakat tiga dusun dalam gampong setempat. (*)