BLANGPIDIE – Tiga Anggota Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Aceh Barat Daya (Abdya) Periode 2023-2028 resmi dilantik bersama 1.909 anggota Panwaslih dari 514 kabupaten/kota lainnya di Indonesia, Sabtu (19/8/2023) malam.
Ketiga anggota Panwaslih Abdya itu dilantik dengan menggunakan pakaian adat Aceh lengkap dengan Kupiah Meukeutop. Mereka yang dilantik adalah Hendra, Khadafi Syah dan Rizwan.
Ketiga anggota Panwaslih Abdya ini dilantik setelah lulus dalam serangkaian tahapan seleksi yang digelar Bawaslu RI sejak Juni hingga Agustus 2023.
Mereka ditetapkan menjadi anggota Panwaslih Abdya untuk lima tahun mendatang berdasarkan Pengumuman Nomor 2570.1/KP.01.00/K1/2023 tentang anggota Bawaslu Kabupaten/Kota terpilih masa jabatan tahun 2023-2028.
Mereka dilantik dalam prosesi pelantikan 1.912 anggota Bawaslu dari 514 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, yang berlangsung di Pullman Hotel Jakarta Central Park Podomoro City, Letjen S. Parman, Nomor Kav. 28, Tanjung Duren Selatan, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Yang menariknya, dikutip Acehglobal dari situs bawaslu.go.id, Minggu (20/8/2023), pelantikan ini meraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan kategori Pelantikan Pejabat Publik Terbanyak Mengenakan Busana Adat.
Bahkan, Pendiri MURI, Jaya Suprana menyatakan pihaknya tidak menerima pelantikan tersebut sebagai rekor Indonesia, selayaknya mendapatkan rekor dunia.
Alasannya, kata dia, belum pernah menyaksikan lebih dari 1.900 pelantikan pejabat publik dari 38 provinsi menggunakan pakaian adat mereka masing-masing.
“Belum pernah (melihat sebelumnya), maka dengan bangga dan terharu, saya maklumatkan rekor hari ini adalah rekor dunia,” katanya seusai Pelantikan Anggota Bawaslu 514 Kabupaten/ Kota, Sabtu (19/8/2023) malam di Jakarta.
Sebelumnya, Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja menyampaikan kepada 1.912 anggota Bawaslu terpilih menggunakan pakaian adat, karena masih dalam rangka hari kemerdekaan, 17 Agustus 2023.
“Di mana bangsa ini, yang di proklamirkan pada 17 Agustus pada saat itu (1945), bangsa yang baru selesai mengalami penjajahan dan memberanikan diri memproklamirkan kemerdekaan dengan berbagai suku, agama, dan ras yang ada di republik ini,” katanya.
Meski menggunakan pakaian yang berbeda, kata Bagja, para terlantik nemiliki sumpah dan janji yang sama. “Itulah yang akan menjadi dasar, penyelenggaraan pemilu ke depan. Keragaman saling toleransi di antara kita,” tuturnya.
Penghargaan MURI tersebut turut disaksikan seluruh Anggota Bawaslu RI, perwakilan lembaga penyelenggara pemilu seperti KPU dan DKPP.(*)
Editor: Salman
