Iklan - Scroll ke bawah untuk baca artikel
Puisi

Salam Rindu Dari Tujuh Petala Langit

442
×

Salam Rindu Dari Tujuh Petala Langit

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi (Foto: Scientific American)

Oleh: Irfan Lilla Banguna Ababil

Malam yang hening tatkala alam menyepi sunyi
Ketika seluruh mahkluk terlelap dalam buaian mimpi
Datang perintah dari Sang Pencipta Ilahi
Untuk menjemput ibadah shalat tugas mulia bagi insani

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Buraq menari di atas punggung bumi
Menyambut datangnya Rasulullah tercinta
Bidadari jelita berzikir bersuka cita
Seluruh penghuni langit dan Syurga bersiap sedia
Untuk bertemu dengan jiwa nan suci mulia

Ingatlah ketika bumi dan langit berdebat sengit
Tentang siapa yang lebih utama dan mulia di antara keduanya
Menjawab bumi dengan sepenuh hati
Rasulullah yang mulia hidup di sini
Menangislah langit alampun tak berseri

Baca Juga :   PUISI: Aku Rindu Hari Kemarin

Dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis Palestina
Ditemani malaikat Jibrail sang Ruhul Kudus nan suci
Perjalanan malam hari dan agungpun di awali
Malaikat dan roh para Nabi berselawat tiada henti
Menunggu Rasulullah menyapa dan menghampiri

Dari Tujuh Petala Langit yang tak bertiang
Terkirim salam rindu kepada mu ya Nabi
Jika Allah sudah berkehendak maka tiada rintangan yang menghalang
Jin ifrit dan iblis dedemit lari tunggang Langgang.

Baca Juga :   PUISI: Merindu Dengan Segenap Rasa

Tentang Penulis

Irfan Mulyadi, S.Pd. lahir di Mata Ie, Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh, pada 04 November 1982. Ia adalah alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Prodi Sejarah Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) Aceh.

Semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, penulis menyadari perlu dan pentingnya menulis. Ia juga aktif dalam kegiatan menulis di majalah sekolah yang diberi nama BUKULAH. Selain itu ia juga aktif bergabung dengan Komunitas Menulis Ababil, yaitu sebuah Komunitas Menulis di Pantai Barat Selatan Aceh. Cerpen nya yang pertama berjudul “Antara Cinta dan Pengabdian” Pernah dikirim ke beberapa blog media lokal.

Baca Juga :   PUISI: Merindu Dengan Segenap Rasa

Dalam menulis ia memakai dan memilih nama pena Lilla Banguna dan menambah nama Komunitas Menulis Ababil di belakang nama Lilla Banguna. Lilla Banguna adalah nama salah seorang Pengeran dalam Hikayat Aceh yaitu Hikayat Putroe Geumbak Meuh, sebuah hikayat dan karya sastra lama yang sangat terkenal di Aceh.

Kritik yang membangun saran dan masukan sangat diperlukan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kualitas pada penulisan selanjutnya. Silahkan kirim kritik dan saran ke alamat [email protected] atau [email protected] atau [email protected].(*)