Iklan - Scroll ke bawah untuk baca artikel
Komunitas MenulisOpini

Mendengar atau Berbicara?

498
×

Mendengar atau Berbicara?

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi-Tangan mendengarkan dan berbicara (Foto: Internet)

Penulis: Hendra

Konon didongengkan pada zaman dahulu kala, saat membuat manusia, sang Pencipta berpikir keras saat akan menempatkan 2 (dua) perlengkapan bagian akhir yang masih tertinggal dari tubuh manusia.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Yang pertama adalah MULUT dan yang kedua adalah TELINGA, saat mencoba untuk menempatkan mulut di kening si manusia, namun ada masalah saat dites dimana suaranya agak sulit di dengar dan satu lagi kalau berbicara mesti agak sedikit membungkuk.

Akhirnya mulut coba dipindahkan ke belakang kepala, namun ternyata ada masalah lagi yaitu jika berbicara selain suara tidak terlalu terdengar, juga tidak sopan karena selalu membicarakan lewat belakang.

Baca Juga :   17 Tahun Damai Aceh Delusi yang Memabukkan

Akhirnya mulut dipindahkan lagi dan diletakkan di depan dan di bawah hidung seperti yang saat ini, dan inilah ternyata tempat yang tepat untuk mulut. Kemudian berikutnya sang Pencipta mulai menyusun telinga.

Dia buat 2 buah telinga yang simetris baik secara bentuk maupun ukurannya, lalu berikutnya penempatannya. Pertama telinga ditempatkan di atas kepala, namun ternyata tidak efektif karena telinga jadi sulit mendengar. Lalu telinga di tempatkan belakang kepala, ternyata sama saja kejadiannya yaitu terjadi kesulitan lagi dalam mendengar.

Akhirnya telinga ditempatkan di samping kiri dan kanan, letaknya juga dibuat simetris seperti yang saat ini.
Dongeng di atas hanyalah sebuah cerita, namun ada pesan yang disampaikan dari cerita di atas antara lain bahwa mulut diletakkan di depan, hal ini menunjukkan bahwa kita sebagai manusia seharusnya jika berbicara selalu di depan, tidak di belakang artinya jika kita berbicara mesti bertanggung jawab dan bukan membuat pernyataan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Baca Juga :   Narkoba Musuh Utama Bangsa "Say No To Drugs"

Jumlah mulut juga dibuat satu, tetapi telinga ada dua, maksudnya adalah bahwa kita sudah seharusnya selalu mendengar 2 kali lebih banyak dari berbicara dan bukan sebaliknya. Artinya setiap kita akan berkata-kata, maka sudah seharusnya kita memikirkannya terlebih dahulu, menganalisa terlebih dahulu dan mendengarkan terlebih dahulu sebelum menjawab.

Baca Juga :   Menjadi Seorang Petugas Sensus Itu Sebuah Profesi atau Bukan?

Seorang pemimpin sudah seharusnya begitu. Sebelum mengambil keputusan (berbicara) maka seharusnya sudah mempertimbangkan baik-baik segala keputusan yang akan diambil dengan cara mendengarkan dahulu dari pihak-pihak lain.

Berapa banyak dari kita yang terkadang langsung berbicara tanpa memikirkan dan mempertimbangkan terlebih dahulu. Berapa banyak dari kita yang terkadang tidak sadar bahwa ucapan kita bukan menguatkan ataupun memotivasi orang, tetapi justru menyakiti orang lain.

Penulis adalah Pemerhati Sosial dan Budaya, serta eks Aparatur Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya. Artikel ini adalah opini penulis.***