Iklan - Scroll ke bawah untuk baca artikel
BeritaKesehatan

RDS Cot Jeurat Blangpidie Sasar 9 Balita Terancam Stunting

397
×

RDS Cot Jeurat Blangpidie Sasar 9 Balita Terancam Stunting

Sebarkan artikel ini
Keuchik Gampong Cot Jeurat, Syarifuddin bersua foto dengan penerima manfaat kegiatan RDS di desa setempat, Selasa (2/8/2023). Foto: Acehglobal/Istimewa.

BLANGPIDIE – Guna menekan angka stunting atau balita yang terindikasi mengalami gangguan terhadap asupan gizi, Pemerintah Desa Cot Jeurat, Kecamatan Blangpidie, Aceh Barat Daya (Abdya) mengadakan kegiatan Rumah Desa Sehat (RDS) atau disebut Rumah Gizi Gampong (RGG).

Menurut Keuchik Gampong (Kepala Desa) Cot Jeurat, Syarifuddin, kegiatan RDS ini merupakan rutinitas yang dilakukan oleh pengurus RDS dibawah kontrol Posyandu dan Bidan Desa serta Puskesmas Blangpidie guna menyelamatkan generasi dini dari ancaman gizi buruk.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Ini adalah kegiatan rutin yang kita lakukan bersama kader kesehatan di desa dengan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas untuk mewujudkan balita di desa Cot Jeurat bebas dari jeratan stunting,” kata Syarifuddin, Sabtu (5/8/2023).

Baca Juga :   Pelaku UMKM di Aceh Diajak Daftarkan Produk Usaha di e-katalog, Begini Caranya

Kegiatan RDS ini, ujar Syarifuddin, merupakan triwulan yang kedua yang dilaksanakan pada Selasa (2/8), dengan menggerakkan semua lini di dalam desa mulai dari kader kesehatan hingga kelompok perempuan dari kader PKK.

“Ada sembilan balita di desa yang menjadi sasaran dalam kegiatan RDS ini, dua balita tercatat berada di garis merah dan tujuhnya lagi berdasarkan pantauan Posyandu mendekati garis kuning,” jelasnya.

Sumber dari kegiatan tersebut, lanjut Syarifuddin dari anggaran Dana Desa yang diplot kan dalam APBG TA 2023 sebanyak empat triwulan dalam setahun. Masing-masing triwulan sebesar Rp 1.5 juta.

Baca Juga :   Bersinergi dengan BKKBN, TNI di Abdya Komit Tekan Stunting

Dana itu, digunakan untuk membeli makanan dan minuman yang mengandung nilai gizi tinggi sebagai asupan gizi bagi balita yang tercatat mengalami gangguan asupan gizi di dalam tubuhnya.

Selain menyasar balita, sebut Syarifuddin, pihaknya juga memantau perkembangan ibu hamil di desa setempat melalui kegiatan konsultasi berkala yang difasilitasi oleh kader RDS dan bidan desa.

“Ibu hamil juga diperiksa pada setiap kegiatan posyandu, hal ini guna memastikan kondisi ibu dan bayi yang dikandungnya dalam kondisi sehat terhindar dari kekurangan energi kronis dan mengalami gangguan resiko kehamilan tinggi atau Resti,” terangnya.

Baca Juga :   Gampong Geulumpang Payong Blangpidie Gelar Kegiatan RDS

Menurut pria yang akran disapa Udin ini, isu stunting merupakan salah satu program nasional yang sedang digalakkan Pemerintah pusat untuk menurunkan angka kasus gizi buruk yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia, meminimalisir tingkat kematian bagi ibu hamil dan balita bisa terbebas dari ancaman gizi buruk.

“Program RDS ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah desa bersinergi dengan puskemas, dinas kesehatan dan unsur lainnya di desa untuk menciptakan kondisi kesehatan masyarakat agar menjadi lebih baik dan terbebas dari Stunting,” pungkasnya.(*)

Editor: SSY