Iklan - Scroll ke bawah untuk baca artikel
BeritaHukrim

Tiga Oknum Tentara Penculik dan Pembunuh Warga Aceh Ternyata Asal Aceh

2549
×

Tiga Oknum Tentara Penculik dan Pembunuh Warga Aceh Ternyata Asal Aceh

Sebarkan artikel ini
Wajah tiga oknum tentara terduga pelaku penculikan dan penganiyaan warga Aceh, Imam Masykur hingga meninggal dunia. (Foto dari berbagai sumber).

JAKARTA – Imam Masykur (25), pria asal Desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh , kehilangan nyawanya usai diduga diculik dan dianiaya oleh tiga oknum tentara.

Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar, mengungkapkan dalam kasus ini melibatkan tiga oknum tentara yaitu Praka RM, Praka HS dan Praka J. Ketiganya ternyata berasal dari satu angkatan TNI yang sama.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Praka RM berasal dari anggota Paspamres, Praka HS dari kesatuan Direktorat Topografi dan Praka J dari Satuan Kodam Iskandar Muda (IM) Aceh.

Yang mirisnya lagi, ujar Irsyad, ketiga tersangka oknum tentara yang terjerat kasus penculikan dan pembunuhan warga Aceh Imam Masykur ini berasal dari Aceh.

Ketiganya tengah berdinas di Jakarta saat menjalankan aksi tak manusiawi tersebut. Mereka katanya, memang sejak awal sudah saling kenal mengenal.

Baca Juga :   Isu Penculikan Anak di Rubek Meupayong Abdya HOAX !

“(3 tersangka) ini satu angkatan. Mereka juga latar belakangnya juga adalah orang-orang dari Aceh yang sama-sama berdinas dan berada di Jakarta,” kata Irsyad, seperti dilaporkan Republika, Selasa (29/8/2023).

Selain oknum tentara, belakangan juga terungkap ada pelaku warga sipil berinisial MS yang merupakan kakak ipar Praka RM.

Dikatakan Irsyad, para pelaku sejak awal telah mengorganisir rencana penculikan terhadap korban dengan tujuan mencari uang dengan cara memeras.

“Mereka melakukan itu secara bersamaan terencana untuk penculikan dan pemerasannya itu memang dari kelompok orang yang sama,” ungkapnya.

Berdasarkan hasil penyidikan sementara, kata Irsyad, antara pelaku dengan korban Imam Masykur tidak saling kenal. Hanya saja, terakhir para pelaku baru mengetahui jika korban juga berasal dari Aceh.

Baca Juga :   Maju ke DPRA, Herry Sunanda Rangkul Caleg DPRK Abdya

“Tidak saling kenal, tapi kenal bahwa korban ini berasal dari Aceh,” imbuh Irsyad.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono meminta pelaku harus dihukum berat, maksimal hukuman mati, atau minimal penjara seumur hidup, jika terbukti terlibat dalam tindak kejahatan yang dituduhkan.

Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Kepala Pusat Penerangan TNI Laksmana Julius Widjojono.

“Panglima TNI merasa prihatin dan akan memastikan pengusutan tuntas dalam kasus ini, dengan menerapkan sanksi berat kepada pelaku, seperti hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup,” ungkap Julius dalam keterangannya dilansir Kompas.com, Senin (28/8/2023).

Diberitakan sebelumnya, melalui unggahan viral di media sosial, korban dalam kasus ini Imam Masykur (25) berasal dari Desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh.

Dalam unggahan tersebut menyebutkan Imam sebelumnya telah mengalami penculikan dan akhirnya meninggal dunia akibat penyiksaan yang dilakukan oleh terduga pelaku adalah oknum tentara.

Baca Juga :   Diduga Pelayanan Buruk, GEPRA Minta Bupati Aceh Selatan Copot Kepala Puskesmas Sawang

Peristiwa penculikan terhadap Imam Masykur terjadi pada hari Sabtu, 12 Agustus 2023 lalu di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

Imam berstatus sebagai penjual obat-obatan kosmetik. Ketiga oknum penculik meminta uang tebusan sejumlah Rp 50 juta kepada keluarga korban.

Lantaran tebusan Rp 50 juta tak dibayar, beberapa hari kemudian pasca penculikan tersebut, warga menemukan jenazah Imam Masykur di sebuah sungai di Karawang Barat, Jawa Barat.

Sebelumnya, pihak keluarga korban juga sempat membuat laporan polisi ke Polda Metro Jaya atas kehilangan Imam Masykur.

Pada Sabtu 26 Agustus 2023, pihak keluarga dihubungi oleh Pomdam Jaya/Jayakarta terkait terduga pelaku yang sudah ditangkap. Kasus tindak pidana keji ini selanjutnya ditangani oleh pihak TNI.(*)

Editor: Redaksi