Menurut Hadi Surya, panggilan “Wen Bowo” yang disampaikan Zamzami di depan umum adalah suatu panggilan nama yang tidak pantas dia sebutkan, bahkan Zamzami menuduh kader Gerindra mengancam menangkap tim sukses yang mendukung pasangan lain.
“Kami Kader Gerindra dalam berpolitik tidak pernah dan tidak akan mengancam menangkap bagi tim sukses lawan politik,” ungkap Hadi Surya.
Hadi Surya juga mengingatkan Zamzami untuk tidak menggunakan panggilan “Wen Bowo” kepada Presiden Republik Indonesia dan jangan menggunakan penekanan kata _”kon nanggroe Ayah jih”_ dihadapan publik.
“Menurut saya hal itu sikap yang tidak beradab dan kasar dalam berpolitik. Dia akan menerima konsekuensi atas penghinaan, makian dan tuduhan mengancam menangkap tersebut” terang Hadi Surya
Hadi Surya menyebutkan, pernyataan _”kon nanggroe ayah jih”_ terhadap pemimpin sebelah yang dimaksud jelas tertuju terhadap kandidat Safaruddin yang notabanenya ayah beliau sudah almarhum. Ini jelas memancing emosi keluarga dan kerabat dekat Safaruddin, dan relawan pemenangan Safaruddin – Zaman Akli.
“Selain sikap tidak beradab, dia juga menjadi provokator politik pada pilkada Abdya, dengan sengaja memancing emosi keluarga dan kerabat dekat Safaruddin agar tercipta kegaduhan politik,” tambah Hadi Surya.
Hadi Surya menyebutkan, perhelatan pilpres telah berlalu, presiden pun telah dilantik, dan memang dulu Gerindra dan NasDem beda barisan dalam mendukung pasangan presiden.
“Kebencian pilpres jangan diseret ke pilkada sehingga ada panggilan “Wen Bowo dan “_kon nanggroe ayah jih_” dalam kampanye pilkada, ini tidak baik secara etika dan adab, ingat, adab itu lebih tinggi dari pada ilmu,” pungkas Hadi Surya. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp