“Saya akan ikut mekanisme, saya tidak mau lahir dari proses intervensi. Kalau memang saya terbaik, mudah-mudahan PA Abdya bisa menerima saya. Saya hadir bukan untuk memecah belah, tapi saya akan ikuti mekanisme yang ada,” tegasnya.

“Sekali lagi saya datang ke sini bukan untuk memecah belah, tapi saya ingin ikut berpartisipasi. Kalau ada kesempatan dan ruang itu diberikan, saya bismillah dengan Partai Aceh untuk Abdya. Calon wakilnya saya bersedia didampingi dari Partai Aceh,” tambahnya.

Juru Bicara Partai Aceh, Nurzahri, menyatakan kegembiraannya atas kedatangan Safaruddin yang mendaftar sebagai bakal calon bupati Abdya melalui Partai Aceh.

“Prosesinya sudah selesai semua, jadi mungkin beliau tinggal mengikuti tahapan yang akan dilakukan oleh tim seleksi,” katanya.

Nurzahri menegaskan bahwa mekanisme seleksi kali ini dilakukan Partai Aceh secara terbuka dan profesional.

“Kita PA sudah berubah dan profesional, terbuka sebagai partai rakyat Aceh,” ujarnya.

Ketua Tim Seleksi Pemilihan Kepala Daerah Partai Aceh, Nurlis Effendi, menambahkan bahwa Safaruddin adalah pimpinan DPR pertama yang mendaftar ke Partai Aceh, yang tentunya menjadi kebanggaan tersendiri.

“Tentu menjadi kebanggaan sendiri ada pimpinan DPR yang mendaftar ke Partai Aceh,” katanya.

Nurlis menjelaskan bahwa pihaknya memiliki tim lengkap untuk proses seleksi, mulai dari verifikasi administrasi, survei, hingga lawyer untuk menilai riwayat bakal calon apakah bermasalah dengan hukum.

“Setelah mekanisme pendaftaran, ada asesmen terhadap data-data Safaruddin yang akan kita cek validitasnya, kemudian kita masukkan ke survei,” jelasnya.

Setelah proses survei, akan dilakukan proses rekam jejak dan uji kelayakan untuk memastikan apakah Safaruddin layak menjadi calon bupati Abdya dari Partai Aceh.

“Setelah mekanisme itu selesai baru diputuskan apakah beliau akan menjadi pilihan yang tepat dari Partai Aceh,” pungkasnya. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp